Thursday, October 04, 2007

Visi

Kata-kata adalah kupu-kupu yang berebut bunga;
adalah bunga-bunga yang berebut warna;
adalah warna-warna yang berebut cahaya;
adalah cahaya yang berebut cakrawala;
adalah cakrawala yang berebut saya.


Di tengah dunia saling berebut, harapan sering terpatri pada kemenangan. Demikian, kehidupan bertahan. Dan, sejarah mewariskan ingatan yang selalu tak lengkap. Untuk itulah, Jalur Pitu Mengolah Pinggiran.

Catatan

Penemuan kalimat panjang pertama awalnya sebuah ketidaksengajaan dari usaha-usaha sengaja merumuskan visi dan misi bersama sebagai komunitas Jalur Pitu, Media Sastra dan Budaya.

Awalnya, ini kami temukan dalam sebuah tulisan pengantar redaksional separuh jadi milik satu di antara kami. Semua (kecuali yang bersangkutan) berpikir itu karyanya. Ketika itu ditanyakan, yang bersangkutan bahkan tak ingat itu tulisannya atau bukan. Dan, kami tetap berteguh itu betul.

Beberapa waktu sesudahnya, kami cukup malu setelah menemukan Jurnal Kalam edisi 7 yang kami beli di sebuah bazzar. Ternyata, itu penggalan puisi karya Joko Pinurbo di tahun 1995. Judulnya, Malam Pembreidelan, ada di halaman 59.

Selang beberapa waktu, ternyata itu juga termuat dalam salah satu kumpulan puisinya di halaman 8-9. Judulnya, Celana.

Kami jelas kecewa. Dan, sedikit terhibur juga setelah menemukan tulisan Budi Darma. Judulnya, Para Pencipta Tradisi. Itu terpapar pada kumpulan tulisannya pada halaman 6-10. Tajuknya, Solilokui. Bahwasanya tulisannya itu meneguhkan pengaruh kekuatan karya Pak Joko pada teman kami dan kami, yang awalnya bersikeras itu karyanya.

Dan, itu tentunya juga meneguhkan kami untuk belajar lebih banyak dari yang terdahulu, dan juga untuk mengolah pinggiran, yang barangkali tetap berjarak dengan pusat pengetahuan dan kekuasaan.

No comments: